Dampak Overpopulasi Kucing bagi Manusia, Lingkungan & Kesejahteraan Kucing

stray cat in neighborhood

Hewan yang mengalami overpopulasi tidak baik untuk keseimbangan ekosistem, termasuk kucing. Overpopulasi kucing bisa berdampak tidak baik untuk manusia, lingkungan, maupun untuk hewan itu sendiri. Itulah kenapa, populasinya harus seimbang di tengah banyaknya orang yang memeliharanya.

Kucing adalah salah satu hewan paling populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut AVMA (American Veterinary Medical Association), populasi kucing terbanyak di dunia, salah satunya yaitu Amerika Serikat, adalah lebih dari 58 juta ekor.[1]

data hewan peliharaan

Dampak Overpopulasi Kucing bagi Kesejahteraan Kucing

Bagi kucing rumahan, dampak overpopulasi biasanya tidak terlalu berdampak buruk. Pasalnya, kucing rumahan sudah mendapatkan perhatian dari para pemiliknya. Sedangkan untuk kucing jalanan, dampak negatif dari overpopulasi kucing bisa sangat besar.

Berikut beberapa dampak overpopulasi pada ekosistem kucing sendiri:

  • Berkonflik dengan manusia dan berpotensi mengalami kekerasan saat sedang mencari makan. 

  • Kucing tak bertuan rentan dicap sebagai ‘hama’ oleh masyarakat di sekitar.

  • Berdampak terhadap kesehatan kucing dan bisa menjadi sumber penularan penyakit antar-kucing atau antar hewan lain.

Dampak Overpopulasi Kucing bagi Manusia

Sebagai salah satu hewan paling populer, populasi kucing di dunia tergolong banyak, termasuk di Indonesia. Kenapa populasi kucing bisa banyak? Selain sebagai hewan peliharaan, banyak cat lovers yang memberi makan kucing jalanan sehingga populasinya berpotensi semakin bertambah.

Selain berdampak tidak baik untuk hewan tersebut, overpopulasi kucing juga berdampak negatif untuk manusia. Salah satunya yaitu bisa menjadi hewan yang berpotensi menyebarkan penyakit ke manusia.

Selain itu, dampak lainnya yaitu kucing bisa menjadi hama bagi manusia jika populasinya tidak terkendali. Salah satu contohnya, kucing akan mencari makan dengan cara berburu hewan peliharaan seperti burung, dan masih banyak lainnya.

Ketika kucing sudah mengganggu rantai makanan dan lingkungan sekitar, maka hewan lucu yang menggemaskan ini akan dianggap sebagai hama. Jika hal ini terjadi, maka tentu saja akan berdampak buruk pada hewan tersebut.

Apakah Overpopulasi pada Kucing Berdampak pada Lingkungan?

Selain berdampak pada sesama kucing dan juga pada manusia, faktanya overpopulasi pada hewan lucu dan menggemaskan ini juga berdampak pada lingkungan. Terutama untuk kucing-kucing jalanan yang tidak terkendali populasinya.

Kucing yang mengalami overpopulasi di daerah tertentu bahkan bisa mengancam bagi lingkungan. Pasalnya, kucing adalah hewan yang punya keahlian dan insting memburu, baik itu kucing peliharaan maupun kucing jalanan.[2] 

Nah, jika jumlahnya makin banyak, bahkan tak terkendali, hewan pemburu yang terlihat lucu dan menggemaskan ini ternyata bisa mempengaruhi kondisi rantai makanan.

Jika jumlah kucing kian membludak, maka hewan tersebut bisa mengganggu keseimbangan ekosistem. Pasalnya, hewan ini berpotensi untuk mengganggu rantai makanan hingga membunuh hewan lain.

Pada rentang tahun 2019-2020, pemerintah Australia mengeluarkan kebijakan untuk membunuh jutaan kucing. Hal ini karena pemerintah Australia kucing sudah mengganggu ekosistem di Negeri Kangguru tersebut. (4)

Overpopulasi kucing liar yang terjadi di Australia telah membunuh jutaan mamalia yang menyebabkan ekosistem tidak seimbang.

Kejadian di Australia bisa terjadi di berbagai belahan dunia lain ketika kucing mengalami overpopulasi.Pasalnya, hewan yang kita anggap lucu ini ternyata bisa menjadi mesin pembunuh bagi hewan lain.

Sterilisasi, Bantu Tekan Overpopulasi pada Kucing

Pecinta kucing di Indonesia terus meningkat.[3]  Untuk mencegah overpopulasi, ada salah satu cara yang paling ampuh yaitu dengan sterilisasi. Bagi para cat owner, sangat penting untuk melakukan sterilisasi untuk membantu menekan populasinya agar tetap seimbang.

Bagi Anda pemilik hewan peliharaan kucing yang ingin melakukan sterilisasi, ikuti tips berikut:

1. Perhatikan Usia Kucing

Bagi Anda yang ingin melakukan prosedur sterilisasi kucing, maka sebaiknya perhatikan terlebih dahulu usianya. Alangkah baiknya Anda langsung melakukan kebiri atau sterilisasi pada usia kucing baru satu bulan.

2. Lakukan pada Dokter Hewan Berpengalaman

Selain itu, lakukanlah sterilisasi oleh ahlinya, yaitu seorang dokter hewan yang berpengalaman. Dengan begitu, proses kebiri lebih terjamin dan aman.[1] 

Itulah beberapa dampak overpopulasi kucing bagi manusia, kucing, dan lingkungan, beserta solusinya. Ingin belanja berbagai kebutuhan kucing kesayangan Anda? Pantau terus artikel seputar hewan dan kesehatannya hanya di Kawan Hewan. Atau, Anda pun bisa follow Instagram dan TikTok kami untuk mendapat informasi terkini seputar kucing, anjing, dan beragam hewan yang lain.

tolong untuk paragraf sterilisasi dikurangi saja. perbanyak penjelasan tentang dampak dampak buruk overpopulasi pada kucing. Semoga bermanfaat.

Sapaan untuk Para Pecinta Hewan di Indonesia

mulai aktif menulis

Menulis kembali

Saya ingin memulai tulisan ini dengan mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pembaca setia blog Kawanhewan.com karena ketidakhadiran saya dalam beberapa waktu terakhir. Saya sadar, telah lama saya tidak berbagi informasi, wawasan, maupun cerita terkini tentang dunia veteriner dan perawatan hewan yang sangat kita cintai.

Ketidakhadiran saya bukan tanpa alasan. Beberapa bulan terakhir ini, saya terlibat dalam serangkaian kegiatan perkuliahan (S2) dan juga pengembangan klinik.

Namun, saya menyadari bahwa komunikasi adalah kunci, dan saya seharusnya telah lebih baik dalam membagikan perjalanan ini dengan Anda. Keterlibatan saya dalam proyek tersebut seharusnya bisa menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi kita semua, dan saya menyesal karena tidak membagikannya lebih awal.

Kini, saya berjanji untuk kembali aktif menulis dan berbagi pengalaman, pengetahuan, serta cerita terbaru dari dunia veteriner melalui Kawanhewan.com. Saya berharap dapat kembali merajut hubungan yang kuat dengan Anda semua melalui tulisan-tulisan yang informatif, edukatif, dan tentunya menghibur.

Terima kasih atas pengertian dan dukungan Anda selama ini. Mari kita nantikan kisah-kisah baru yang akan kita bagi bersama di Kawanhewan.com. Saya tidak sabar untuk kembali berinteraksi dengan Anda semua melalui kolom komentar dan media sosial. Mari kita bangun kembali komunitas pecinta hewan yang kuat dan penuh kasih.

Sekali lagi, saya minta maaf atas ketidakhadiran saya, dan terima kasih atas kesetiaan Anda. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Dijuluki Sebagai Kota Wali, Inilah Sejarah Gresik Dan Asal Usul Penamaannya!

Foto udara Kota Gresik, Wilayah Industri Gresik dan Pelabuhan di Gresik (foto oleh flickr)

Seperti yang kita tahu bahwa Gresik merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di pesisir Jawa Timur. Selain selalu dijuluki sebagai Kota Wali, Gresik juga merupakan tempat berdirinya sebuah pabrik semen pertama dan terbesar di Indonesia yaitu Semen Gresik. Wilayah yang terbagi menjadi 18 Kecamatan ini memang menyimpan banyak sekali sejarah yang menarik untuk dipelajari. Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah Gresik? Simak berikut ulasannya!

Sejarah Gresik

Gresik merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang dikenal pada abad ke-11 sebagai salah satu pusat perdagangan ketika itu. Dikarenakan menjadi pusat perdagangan, Gresik kerap dikunjungi oleh para pedagang dari Arab, China, Gujarat, Siam, Bengali, Kalkuta sampai Campa.

Gresik kemudian semakin dikenal saat berkembangnya Agama Islam di Tanah Jawa. Penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa ini tidak terlepas dari dua orang tokoh bernama Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Fatimah Binti Maimun.

Syekh Maulana Malik menyebarkan Agama Islam di Gresik dengan cara yang unik yaitu bergaul dengan masyarakat setempat. Beliau tidak langsung menentang Agama serta kepercayaan masyarakat yang saat itu dianut. Melainkan menunjukkan berbagai keindahan serta kebaikan Agama Islam.

Karena usahanya tersebut, akhirnya banyak masyarakat yang berbondong-bondong untuk masuk Agama Islam. Setelah berhasil menarik hati masyarakat setempat, Syekh Maulana Malik kemudian berdagang di Desa Romo, Manyar, Gresik.

Dalam perjalananya, Syekh Maulana Malik juga pernah berkunjung ke Ibu Kota Mahapahit di Trowulan. Kedatangannya ini disambut baik oleh Raja Brawijaya dan langsung diberikan kepercayaan untuk memimpin Gresik di bawah kedaulatan Kerajaan Majapahit. Berkat perannya ini, Syekh Maulana Malik disebut juga sebagai Sunan Gresik.

Perkembangan Kabupaten Gresik

Tahukah anda? Perkembangan Kabupaten Gresik memang tidak terlepas dari peran seorang janda kaya bernama Nyai Ageng Pinatih. Janda kaya raya ini menemukan seorang bayi dari Blambangan yang diberi nama Jaka Samudra. Bayi yang ditemukan di laut itu dirawatnya dan kemudian setelah beranjak dewasa, Jaka Samudra diberi gelar Raden Paku.

Setelah dewasa, Raden Paku pergi menemui ayahnya yaitu Syekh Maulana Ishak di Samudera Pasai. Syekh Maulana Ishak memberikan perintah kepada Rade Paku untuk membangun Pondok Pesantren di Gresik.

Raden Paku kemudian mendirikan sebuah pesantren diatas tanah yang mirip dengan tanah tempat tinggal ayahandanya. Pesantren tersebut berdiri di Bukit Giri, Kecamatan Kebomas, Gresik. Seiring berjalannya waktu, Giri Kedaton dialihfungsikan sebagai Pusat Kerajaan Islam dimana pengaruhnya menyebar sampai ke Maluku.

Atas dedikasinya, Raden Paku kemudian dinobatkan sebagai penguasa Pemerintahan Gresik pada tahun 1487 dengan gelar Prabu Satmoto. Tahun dimana Raden Paku dinobatkan sebagai penguasa Pemerintahan, akhirnya pada tahun 1487 ditetapkan sebagai Hari Lahirnya Kota Gresik. Prabu Satmoto menjabat selama 30 tahun dan kemudian dilanjutkan oleh keturunannya hingga kurang lebih 200 tahun.

Lalu, Bagaimana Asal Usul Nama Gresik?

Terdapat beberapa versi mengenai asal usul nama Gresik. Dalam Babad Hing Gresik, wilayah ini disebut Gerwasi. Sementara dalam Prasasti Karang Bogem menyebut nama Gresik secara gamblang pada bagian kalimat pembuka.

Di masa penjajahan, China menyebut Kota Gresik dengan istilah T’Se T’Sun atau dalam bahasa Indonesia artinya Kampung Kotor. Dalam peta kuno yang dibuat Portugis sekitar abad ke 15, Gresik disebut dengan sebutan Gerwarace, Agace dan Agati. Sedangkan pada masa kolonial Belanda, Gresik disebut sebagai Grisse.

Nama Gresik berasal dari kata Giri Gisik yang berarti gunung di tepi pantai. Nama ini diambil merujuk pada topografi Kabupaten Gresik yang berada di pinggir pantai. Awal mulanya, Gresik merupakan salah satu kawedanan dalam Kabupaten Surabaya.

Namun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1974, Kabupaten Surabaya diubah menjadi Kabupaten Gresik. Kabupaten Gresik termasuk dalam sub wilayah pengembangan dari Jawa Timur dimana kegiatannya diarahkan pada sektor industri, pertanian, pendidikan, maritim serta wisata.

Kabupaten ini juga dikenal sebagai Kota Wali. Hal ini ditandai dengan keberadaan makam para wali seperti makam Sunan Giri, Fatimah Biniti Maimum, Syekh Maulana Malik, Syekh Maulana Ishak dan masih banyak lagi. Selain dijuluki sebagai Kota Wali, Gresik juga dikenal sebagai Kota Industri. Hal ini tentu saja karena banyak sekali sektor industri yang berdiri disini seperti industri semen, industri elektronik, industri tekstil dan masih banyak lagi.

Dalam hal kecintaan terhadap hewan peliharaan, berdasarkan hasil survey terhadap pelanggan Kawan Hewan, Sebagian besar masyarakat Gresik lebih memilih kucing sebagai hewan peliharaannya. Hal ini cukup wajar mengingat sebagian besar warga Gresik beragama Islam dan Gresik sendiri merupakan salah satu pusat penyebaran awal Agama Islam di Pulau Jawa.

Baca juga : Ajaran Islam Untuk Memelihara Hewan Dengan Baik, Pahala Dan Keutamaan Merawat Kucing

6 Metode Perawatan Kucing Bulu Pendek yang Tepat

foto oleh flickr

Perawatan kucing bulu pendek tentunya berbeda dengan kucing bulu panjang. Sebab, ada beberapa perawatan khusus yang harus Anda berikan kepada kucing berbulu pendek.

Seperti yang sudah Anda tahu, berdasarkan panjang bulunya, kucing terbagi menjadi kucing bulu panjang, bulu sedang, bulu pendek, hingga tanpa bulu. Jenis kucing bulu pendek terbagi lagi menjadi beberapa ras.

Misalnya saja yang paling populer di dunia adalah kucing Siam, American Shorthair, Scottish Fold, dan kucing Bombay. Bagi Anda yang tertarik ingin memelihara jenis kucing tersebut, maka pastikan paham bagaimana merawatnya.

Oleh sebab itu, kali ini kami akan menjelaskan bagaimana cara perawatannya untuk Anda. Simak selengkapnya berikut ini.

Cara Tepat Merawat Kucing Bulu Pendek

foto oleh pexels

Bagi Anda yang memiliki atau berniat memelihara kucing berbulu pendek, setidaknya harus mengetahui cara-cara dasar perawatannya. Dengan begitu, kucing akan tetap sehat dan cantik.

Sebab, banyak owner kucing bulu pendek yang mengabaikan hal tersebut. Akibatnya kucing mereka tidak tumbuh dengan baik, bahkan terkena penyakit berbahaya.

Berikut ini adalah cara tepat untuk merawat jenis kucing bulu pendek yang harus Anda terapkan:

1. Pilih Makanan Kucing Khusus Shorthair

Agar kesehatan tubuh dan bulu kucing tetap terjaga, maka Anda harus memberikannya makanan kucing bulu pendek yang memang khusus. Sebab saat ini, makanan kucing sudah sangat beragam.

Anda bisa menggunakan dari brand apa saja, tapi pastikan yang berkualitas tinggi. Utuk bentuk makanan kucing yang dianjurkan untuk konsumsi harian adalah jenis dry food. Selain memiliki nutrisi yang lengkap, dry food juga sangat baik untuk kebersihan mulut kucing.

Meski begitu, Anda juga harus memberikan wet food sebagai selingan. Pemberian wet food ini bertujuan agar kucing merasakan tekstur yang lebih beragam. Selain itu, wet food juga sangat bagus untuk kucing yang mengalami gangguan pencernaan.

2. Bersihkan Kandang Kucing Secara Teratur

Kebersihan kandang juga menjadi salah satu faktor penting yang menunjang kesehatan kucing. Kandang yang kotor dapat meningkatkan risiko kucing bulu pendek terinfeksi jamur, virus, dan bakteri patogen.

Oleh sebab itu, Anda harus membersihkan kandang kucing secara teratur. Jika perlu, Anda harus mencucinya dengan bersih.

3. Sisir Bulu Kucing Setiap Hari

Cara merawat kucing bulu pendek berikutnya adalah dengan menyisir bulunya setiap hari. Tujuannya adalah bulu tetap bersih dan menghindari kucing menjadi gimbal.

Menyisir setiap hari juga dapat mengambil bulu rontok pada tubuh kucing. Hal ini bermanfata untuk mencegah terjadinya hairball, yaitu potongan rambut yang masuk ke saluran pencernaan kucing saat ia menjilati tubuhnya.

4. Berikan Vaksin

Pemberian vaksin pada kucing bulu pendek sangat penting dan bahkan wajib jika Anda ingin hewan lucu satu ini tetap sehat. Vaksinasi bermanfaat untuk melindungi kucing dari serangan virus mematikan.

Seperti Panleu, rabies, dan berbagai virus mematikan bagi kucing lainnya. Selain itu, pemberian vaksin juga dapat menghindarkan penularan penyakit dari kucing ke manusia. Tujuannya adalah agar kucing bulu penndek Anda tetap sehat.

5. Mandikan Kucing secara Teratur

Memandikan kucing secara teratur menjadi hal wajib yang perlu Anda lakukan. Setidaknya, Anda harus memandikan kucing 2 minggu sekali. Anda bisa memandikannya sendiri di rumah atau membawanya ke salon hewan.

Salah satu kelebihan memelihara kucing bulu pendek adalah Anda lebih mudah dalam memandikannya. Ini berbeda dengan kucing bulu panjang yang harus lebih telaten dan membutuhkan banyak shampo.

6. Berikan Treat

Treat adalah makanan khusus untuk kucing yang memberikan sensasi lebih nikmat dari makanan biasanya. Terdapat berbagai macam treat yang bisa Anda berikan, seperti creamy treat atau memberikan catnip.

Pemberian treat ini berguna sebagai hiburan bagi kucing agar tidak merasa bosan dan stres. Anda bisa memberikan treat setiap minggu atau beberapa hari sekali.

Nah, jangan lupa follow TikTok Kawan Hewan untuk mendapatkan berbagai informasi menarik lainnya, ya. Anda juga bisa checkout berbagai keperluan anabul untuk memaksimalkan cara perawatan kucing bulu pendek Anda. Semoga bermanfaat!

Oh ya untuk Petlovers Gresik, dapatkan aneka kebutuhan hewan kesayangan di Kawan Hewan Petshop.

Penyebab Kucing Menyeret Pantat dan Cara Mengatasinya

Kucing menyeret tungkai belakang merupakan tingkah laku yang sering terjadi. Namun banyak pemilik hewan yang bingung mengapa kucing kesayangannya melakukan hal tersebut.

Nah, dengan mengetahui alasan kucing menyeret pantat, Anda bisa mengidentifikasi, apakah hal tersebut sekadar kebiasaan si kucing atau malah sesuatu yang serius. Kondisi ini disebut juga dengan scooting dan bisa juga terjadi pada anjing.

Lalu, apa saja alasan kucing menyeret bagian belakang badannya?

1. Menandai Wilayah

Salah satu alasan kucing menyeret pantat adalah untuk menandai wilayahnya. Kucing merupakan hewan territorial yang menandai wilayahnya dengan bau. Dengan menyeret pantatnya ke sebuah objek, kucing tersebut menandai objek tersebut sebagai wilayahnya.

2. Merasa Sakit atau Tidak Nyaman

Kucing juga dapat menyeret pantatnya karena merasa tidak nyaman atau sakit. Jika kucing Anda menyeret pantatnya terus-menerus atau mengeluh saat menyeret pantatnya, segera bawa ke dokter hewan. Anda perlu pemeriksaan oleh tenaga profesional untuk memastikan ada tidaknya masalah kesehatan yang terjadi.

3. Merasa Tertekan

Sering kali, alasan lain kucing menyeret pangkal ekornya adalah karena merasa tertekan atau merasa tidak aman. Pastikan untuk memberikan lingkungan yang aman dan tenang bagi kucing Anda. Terutama, jika Anda baru saja membawanya ke rumah baru atau jika ada perubahan besar dalam lingkungannya.

Dengan mengetahui alasan kucing menyeret pantat, Anda dapat membantu menyelesaikan masalah ini dan memberikan kepuasan bagi si kucing kesayangan. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter hewan jika Anda masih bingung dengan tingkah laku tersebut.

Pengobatan untuk Kucing Menyeret Pantat

Video oleh youtube

Nah, seperti penjelasan di atas, salah satu alasan kucing menyeret tubuh adalah karena mereka merasa gatal atau tidak nyaman di daerah pantat. Hal ini bisa menandakan adanya masalah kesehatan pada bagian tubuhnya. Biasanya masalah tersebut terjadi pada kucing yang mengalami infeksi pada saluran kemih atau parasit.

Jika tidak mendapatkan pengobatan, masalah ini dapat menyebabkan kucing menjadi sakit dan bahkan mematikan. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pengobatan yang tepat untuk kucing menyeret tungkai ekor.

Sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter hewan untuk mengetahui penyebab masalah yang kucing alami. Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga menyarankan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti dari masalah tersebut.

Jika ada diagnosis infeksi pada saluran kemih, dokter hewan mungkin akan menyarankan pengobatan dengan antibiotik. Selain itu, dokter hewan juga dapat memberikan suntikan atau obat oral untuk mengurangi rasa sakit dan inflamasi.

Jika masalah yang kucing alami terjadi karena parasit, dokter hewan akan menyarankan pengobatan dengan obat cair atau tablet yang akan membunuh parasit tersebut. Selain itu, dokter hewan juga mungkin akan memberikan suntikan atau obat oral untuk mengurangi rasa sakit dan inflamasi.

Apa yang Harus Dilakukan jika Kucing Menyeret Pantat?

Foto Oleh Unsplash

Jika Anda mendapati kucing menyeret bagian belakang, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan.

1. Periksalah Kondisi Kesehatannya

Jika kucing tersebut mengeluh saat menyeret pantatnya atau terus-menerus melakukannya, segera bawa ke dokter hewan untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang terjadi.

2. Buat Kucing Nyaman

Apabila tidak ada masalah kesehatan yang terdeteksi, coba lakukan evaluasi terhadap lingkungan kucing Anda.

Jika terjadi perubahan besar yang terjadi di lingkungan kucing Anda, berikan waktu pada kucing untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut dan pastikan untuk memberikan lingkungan yang aman dan tenang bagi kucing Anda.

Pastikan juga untuk terus memantau tingkah laku kucing Anda dan segera lakukan tindakan jika terjadi perubahan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, Anda dapat memastikan kucing Anda merasa nyaman dan sejahtera di lingkungannya.

Dengan mengikuti kedua tips di atas, Anda dapat membantu menyelesaikan masalah kucing menyeret pantat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter hewan seperti Kawan Hewan untuk mendapatkan saran dan bantuan lebih lanjut tentang cara mengatasi masalah ini.

Ingin tahu lebih banyak tentang kucing menyeret pantat (scooting) atau masalah lainnya tentang hewan kesayangan Anda? Anda bisa mengunjungi Tiktok dan Instagram kami. Anda juga bisa mengunjungi kami dengan klik di sini.

Kucing Berkelahi? Yuk, Kenali Sebab Dan Cara Mencegahnya!

Foto oleh pixabay

Tahukah Anda? Dibalik sifat manja serta mudah dekat dengan pemiliknya, ternyata kucing menjadi salah satu hewan yang tidak mudah akrab dengan sesamanya. Bahkan ketika bertemu, mereka akan berkelahi satu sama lain. Ya, kucing berkelahi memang menjadi hal yang biasa terjadi, namun tidak sedikit orang yang belum tahu sebenarnya apa penyebab kucing berkelahi. Lalu, apa sebenarnya penyebab kucing berkelahi? Simak berikut ulasannya!

Berikut Ini Berbagai Penyebab Kucing Berkelahi Yang Sebaiknya Diketahui!

Sebagai pemilik kucing, tentu bukanlah hal yang baru ketika melihat hewan kesayangan berkelahi dengan kucing lain. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya apa sebenarnya penyebab kucing berkelahi? Dan berikut ini beberapa penyebab atau alasan kucing berkelahi:

1. Masalah Wilayah

Salah satu pemicu kucing berkelahi pertama yaitu karena masalah wilayah atau teritorial miliknya yang merasa akan ditempati kucing lain. Ya, kucing termasuk hewan teritorial yaitu hewan yang hidup dengan menguasai area (territory) tertentu. Hal ini bersifat alamiah dan ditemui juga di kucing besar seperti harimau. Kucing akan berjuang untuk selalu mempertahankan area kekuasaannya.

Perkelahian ini biasanya terjadi di luar rumah karena kucing lain merambah ke wilayah kucing peliharaan Anda. Perkelahian juga bisa terjadi pada kucing yang hidup bersama dalam satu rumah. Jadi, jika Anda memiliki lebih dari satu kucing, maka bukan tidak mungkin perkelahian ini akan terjadi.

2. Agresif

Selain masalah wilayah atau teritorial, penyebab kucing berkelahi selanjutnya yaitu karena sifat agresifnya. Hal ini bisa dipicu dari hormon kucing pada saat birahi. Beberapa kucing umumnya bisa menjadi agresif apalagi kucing jantan. Sifat agresif juga biasanya bisa dialami oleh kucing betina yang akan hamil atau birahi. Mereka cenderung akan lebih agresif ketika didekati kucing lain sehingga perkelahianpun akan terjadi.

3. Hierarki

Saat kucing hidup dalam kelompok, hierarki akan diterapkan diantara mereka. Akan ada satu kucing yang menjadi penguasa dan biasanya adalah kucing jantan (alpha male). Nah, jika salah satu kucing tidak menghargai hierarki tersebut, maka agresi akan muncul sehingga ini yang menjadi pemicu perkelahian.

4. Sedang Bermain

Penyebab lain kucing berkelai yaitu bisa saja karena sedang bermain. Ya, kucing memang selalu bermain dengan teman sesama kucingnya seperti sedang berkelahi walaupun maksudnya tidak seperti itu. Terkadang, mereka akan saling mengejar dan mencakar satu sama lain.

Hal ini biasa terjadi, namun jika dibiarkan bisa saja meningkat menjadi perkelahian yang sesungguhnya dan dikhawatirkan akan merusak barang yang ada di rumah. Jadi jika terjadi hal tersebut, maka pisahkanlah kucing-kucing tersebut demi keamanan bersama

.

Lalu, Bagaimana Cara Mencegah Kucing Berkelahi?


foto oleh flickr

Walaupun hal yang umum terjadi, kucing berkelahi akan cukup mengganggu kita sebagai pemilik. Selain itu, Anda juga pastinya akan merasa khawatir jika nantinya kucing akan terluka. Anda perlu melerainya namun tentu tidak mudah untuk melerai kucing yang sedang berkelahi.

Melerai atau menghentikan kucing yang sedang berkelahi itu mendesak namun berbahaya jadi penting untuk benar-benar Anda perhatikan. Dan berikut ini cara melerai kucing berkelahi yang sebaiknya diketahui:

Cara 1: Stop Gunakan Tangan Untuk Memisahkannya!

Hal pertama yang harus Anda tahu yaitu jangan memisahkan kucing yang sedang berkelahi dengan tangan. Jika hal ini dilakukan, justru tangan Anda yang akan menjadi sasaran, lho! Selain tidak boleh menggunakan tangan, Anda juga tidak boleh menggunakan alat seperti sapu atau lainnya untuk memisahkan kucing dari perkelahiannya.

Jadi, bagaimana solusinya? Nah, solusi terbaik untuk memisahkan kucing yang sedang berkelahi yaitu dengan mengalihkan perhatiannya seperti teriakan, melempar benda atau suara keras. Anda bisa menyemprotkan air sedikit ke arahnya. Ini bisa menjadi solusi paling tepat karena kucing cukup reaktif dengan rangsangan tersebut.

Cara 2: Tempatkan Kucing Di Ruangan Berbeda

Jika perkelahian ini terjadi pada kucing yang serumah, maka setelah Anda berhasil memisahkannya maka pisahkanlah kucing tersebut dan tempatkan di tempat berbeda. Ya, tempatkan kedua kucing tersebut di ruangan terpisah sampai mereka tenang.

Dalam hal ini, jangan sampai Anda menghukumnya karena ini hanya akan menambah kecemasan saja. Jika kedua kucing sudah lebih tenang, maka Anda bisa melakukan pendekatan secara perlahan sehingga mereka tidak progresif dan perkelahian tidak akan terjadi lagi.

Di atas merupakan dua cara tepat untuk merelai kucing yang sedang berkelahi. Walaupun Anda sudah melerainya, perkelahian bisa saja terjadi di waktu yang akan datang. Jadi, selain mengetahui cara melerainya, Anda juga perlu tahu bagaimana cara mencegah agar peluang perkelahian tersebut semakin minim terjadi. Berikut cara mencegahnya:

  • Cari tahu apa yang menjadi penyebab kucing berkelahi dan selesaikan. Penyebab umum yang sering terjadi seperti kekurangan makanan atau mungkin tempat bermain/tidur yang sempit.

  • Jika Anda memelihara kucing lebih dari satu, maka sebaiknya siapkanlah tempat makan/minum, tempat kotoran serta tempat tidur yang terpisah.

  • Sebaiknya Anda juga menyiapkan alat pendukung (tempat makan, minum, buang kotoran dll) dengan jumlah sedikit lebih banyak dari jumlah kucing untuk mengurangi risiko perkelahian. Misal jika ada 4 kucing, maka siapkan 5 alat pendukung ini.

  • Alihkanlah perhatian dengan cara melempar mainan ketika melihat kucing Anda mulai saling mengancam.

  • Mengebiri kucing, cara ini bisa mengurangi sifat agresif serta teritorial.

  • Gunakan feromon buatan, walaupun harus disetuju oleh dokter hewan terlebih dahulu, namun feromon membantu kucing merasa nyaman di tempatnya terutama saat mereka saling mengenal.

Itulah sekilas tentang penyebab dan cara melerai hingga cara mencegah kucing berkelahi. Perlu diingat bahwa secara umum kucing memang menjadi salah satu hewan peliharaan yang kerap terlibat perkelahian dengan hewan lain. Kucing juga memiliki organ khusus untuk melindungi diri ketika berkelahi. Namun ada baiknya Anda mengerti cara melerainya agar tidak melukai anabul Anda. Semoga bermanfaat!

Baca juga : Mengapa Kucing Mengejar Ekornya Sendiri? Inilah Beberapa Faktanya!

Stop Berdebat! Inilah Kelebihan & Kekurangan Rawat Kucing Indoor Vs Outdoor Yang Sebaiknya Diketahui








Stop Berdebat! Inilah Kelebihan & Kekurangan Rawat Kucing Indoor Vs Outdoor Yang Sebaiknya Diketahui
















top of page

bottom of page

Cara Menghilangkan Oli pada Bulu Kucing dengan Mudah

Mengurus kucing memang menyenangkan. Tapi Anda pasti pernah merasa pusing saat bulu mereka terkena sesuatu yang tidak bisa hilang dengan mudah, misalnya minyak atau oli. Jangan khawatir, Anda cuma perlu tahu cara menghilangkan oli pada bulu kucing dalam artikel ini,

Bulu kucing yang terkena oli umumnya menjadi lepek, kotor, dan berbau tak sedap. Jadi, bagaimana cara menghilangkan oli pada bulu kucing yang efektif dan aman?

Cara Menghilangkan Oli pada Bulu Kucing

foto oleh unsplash

Bulu kucing yang terkena oli akan jadi lepek, kotor, bahkan kadang beraroma tak sedap. Tapi jangan khawatir, ada beberapa cara yang bisa Anda coba untuk menghilangkan oli di bulu kucing dengan bahan-bahan alami yang mudah didapat. Apa saja?

1. Mandikan Menggunakan Sabun Bayi

Sabun bayi memiliki pH yang lebih rendah dibanding sabun mandi biasa, sehingga lebih aman digunakan untuk kulit dan bulu kucing. Cara memakai sabun bayi adalah dengan menuangkan sabun bayi ke dalam air hangat dan aduk hingga tercampur rata. Basuhkan air sabun tersebut ke kucing Anda, lalu bilas hingga bersih agar tidak tersisa residu sabun. Namun untuk pemakaian jangka panjang, pakailah sabun khusus kucing ya!

2. Bersihkan dengan Minyak Esensial

Cara kedua untuk membersihkan bulu kucing adalah dengan menggunakan minyak esensial. Beberapa minyak esensial seperti minyak tea tree dan minyak lavender bisa membantu menghilangkan bau tak sedap pada bulu kucing.

Caranya, campurkan beberapa tetes minyak esensial ke dalam segelas air hangat, lalu basuhkan kucing Anda dengan air tersebut. Minyak esensial juga bisa membantu menghilangkan oli pada bulu kucing secara alami.

Meski terbilang manjur untuk membersihkan buku kucing, jangan terlalu sering menggunakannya karena bisa menimbulkan iritasi pada kulit kucing.

3. Menggunakan Bahan yang Ada

Cara berikutnya adalah dengan menggunakan bahan-bahan yang biasa Anda jumpai di rumah, seperti sabun cuci baju atau masker bulu. Caranya, campurkan bahan tersebut ke dalam air hangat, lalu mandikan kucing Anda dengan air tersebut. Jangan lupa bilas hingga bersih dan lap hingga kering.

Setelah itu, Anda bisa menggunakan kondisioner atau pembersih bulu kucing untuk membantu menghilangkan bekas oli di bulu kucing. Caranya, tuangkan pembersih bulu atau kondisioner ke dalam air hangat, lalu aplikasikan pada bulu kucing Anda dengan air tersebut. Bilas hingga bersih dan lap hingga kering.

Jika ingin tidak repot dan mendapatkan hasil yang bagus, mungkin Anda perlu mempertimbangkan membawa kucing untuk di Grooming di Petshop Terdekat. Selain itu agar bulu kucing tetap sehat, ikuti langkah-langkah berikut ini:

Merawat Bulu Kucing Tetap Sehat

foto oleh unsplash

Untuk merawat bulu kucing agar tetap lembut dan sehat, ada beberapa tips yang bisa Anda coba di rumah.

1. Berikan Asupan Nutrisi yang Cukup

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memastikan hewan peliharaan Anda mendapat asupan nutrisi yang cukup. Makanan yang tepat dan seimbang akan membantu menjaga kesehatan bulu kucing.

2. Gunakan Sampo yang Sesuai

Gunakan sampo atau pembersih bulu kucing yang sesuai dengan jenis bulu kucing Anda. Selalu baca label produk sebelum menggunakannya, dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter hewan untuk mendapatkan saran yang tepat.

3. Bersihkan Bulu Kucing secara Teratur

Tips selanjutnya adalah membersihkan bulu kucing Anda secara teratur. Gunakan sikat atau comb yang sesuai dengan jenis bulu kucing Anda untuk menghilangkan bulu yang mati dan kotoran yang menempel.

4. Menjaga Kelembapan Bulu Kucing

Kucing membutuhkan udara yang lembap untuk merawat bulunya, jadi pastikan untuk menjaga suhu udara agar tidak kering di rumah.

5. Hindari dari Hal-Hal yang Merusak Bulu Kucing

Selanjutnya, hindari mengeluarkan kucing Anda ke luar saat cuaca buruk atau saat Anda menggunakan bahan-bahan oli di rumah. Selalu bersihkan tangan Anda setelah menggunakan oli atau bahan kimia lainnya, agar tidak terkena ke bulu kucing.

Dengan melakukan beberapa tips di atas, bulu kucing Anda akan tetap lembut, sehat, dan indah. Jika ada masalah khusus dengan bulu kucing Anda, sebaiknya berkonsultasilah pada dokter hewan untuk mendapatkan saran yang tepat. Hal ini bisa membantu Anda menjaga kesehatan kucing peliharaan dan keindahan bulunya.

Itu dia beberapa cara menghilangkan oli pada bulu kucing yang mudah dilakukan. Anda tertarik dengan pengetahuan lain tentang kesehatan dan perawatan kucing? Yuk, dapatkan informasi lainnya tentang merawat hewan peliharaan kesayangan Anda dengan mengikuti kami di Tiktok dan Instagram.

Baca juga : 6 Metode Perawatan Kucing Bulu Pendek yang Tepat

Kenali Penyebab dan Cara Mengembalikan Suara Kucing yang Hilang

Kucing Anda tidak mengeong atau berusaha mengeong tapi tak ada suara yang keluar? Anda perlu mencari tahu penyebab dan cara mengembalikan suara kucing yang hilang di artikel berikut. Ada berbagai cara untuk mengatasi kondisi ini.

Salah satu hewan peliharaan favorit saat ini adalah kucing. Bagaimana tidak? Bulunya yang halus dan berwarna-warni, tingkahnya yang imut, dan wajahnya yang menggemaskan, membuat kucing kerap dipilih menjadi hewan peliharaan yang lovable.

Selain itu, kucing juga memiliki suara melengking yang khas saat dia mengeong. Kucing mengeong karena beberapa alasan, seperti: kelaparan, ketakutan, atau kedinginan.

Apabila kucing Anda biasanya sering mengeong namun pada suatu hari kucing suara serak atau dia tidak pernah mengeong lagi, maka Anda perlu waspada. Bisa jadi ada masalah kesehatan yang terjadi pada mereka.

Penyebab Suara Kucing Hilang

Foto oleh Unsplash

Kenapa suara kucing hilang? Hilangnya suara kucing terjadi akibat beberapa faktor, yaitu:

1. Proses Perubahan Pita Suara

Jadi, kenapa suara kucing serak? Salah satu penyebabnya adalah proses pertumbuhan pita suara.

Jika manusia bisa puber, maka kucing pun bisa. Pada kucing yang masih kecil, akan ada perubahan pita suara sehingga membuat suaranya terdengar serak tidak seperti biasanya. Hal tersebut merupakan hal yang normal terjadi, jadi Anda tidak perlu terlalu cemas.

2. Adanya Peradangan di Tenggorokan

Peradangan merupakan salah satu penyebab hilangnya suara dari hewan berbulu satu ini. Anda bisa memberikan obat pada kucing Anda agar kondisi ini mereda.

3. Gangguan pada Laring

Gangguan pada laring termasuk penyakit, jadi perlu Anda waspadai. Gangguan ini menyerang saraf dan mengakibatkan laring menjadi lumpuh, sehingga suara kucing bisa hilang. Jika kucing Anda mengalami hal ini, dokter mungkin akan melakukan tindakan operasi.

4. Makanan

Seperti halnya manusia, jika kucing makan sembarangan, tenggorokannya juga bisa bermasalah. Anda harus memperhatikan makanan yang kucing Anda makan. Jangan sampai kucing makan makanan sembarangan atau menelan sesuatu yang sedang dimainkannya.

Cara Mengembalikan Suara Kucing yang Hilang


Foto oleh unsplash

Jangan langsung panik apabila kucing Anda mengalami serak atau hilang suara. Berikut cara mengembalikan suara kucing yang hilang.

1. Bawa ke Dokter Hewan

Agar bisa langsung ketahuan apa penyebabnya, sebaiknya langsung bawa kucing kesayangan Anda ke dokter hewan agar bisa mendapatkan diagnosis secara pasti. Dengan begini, penanganan yang diberikan juga tepat.

2. Pemberian Obat

Setelah membawanya ke dokter hewan, Anda biasanya akan mendapatkan obat seperti antiinflamasi. Berikan obat kucing suara serak dari dokter secara rutin sesuai dengan anjuran dokter agar kucing Anda cepat sembuh.

3. Beri Makan dan Nutrisi yang Sesuai

Selain obat, cara mengembalikan suara kucing yang hilang berikutnya adalah pemberian makanan dan nutrisi yang tepat. Dengan memberikan asupan makanan dan nutrisi yang tepat, ini akan mmebantu mempercepat proses penyembuhan kucing.

4. Operasi

Apabila penyebabnya berkaitan dengan gangguan laring seperti poin penyebab di atas, kemungkinan dari dokter akan melakukan operasi untuk mengembalikan suara kucing jadi seperti semula.

Itu dia beberapa cara mengembalikan suara kucing yang hilang. Karena penyebab suara kucing hilang ada beberapa faktor, Anda mungkin memerlukan saran dari ahli untuk mengenali penyebabnya lebih lanjut.

Anda yang tinggal di Gresik dan sekitarnya, serta memerlukan layanan dokter hewan profesional di area Gresik, bisa datang langsung ke Kawan Hewan. Ingin tahu lebih banyak mengenai hewan peliharaan? Jangan lupa follow media sosial kami melalui link berikut. Semoga bermanfaat!

berbagi informasi tentang permainan yg paling gacor hari ini